ZonaPublic.Com - Body dysmorphia adalah gangguan mental yang membuat seseorang terobsesi dengan kekurangan fisik. Kenali ciri-ciri dan cara mengatasinya agar nggak berlarut-larut.
Apa Itu Body Dysmorphia?
Pernah merasa nggak puas dengan tampilan diri sendiri, bahkan sampai berlebihan? Kalau iya, hati-hati, itu bisa jadi tanda body dysmorphia.
Body dysmorphic disorder (BDD) atau body dysmorphia adalah gangguan mental di mana seseorang terobsesi dengan kekurangan fisik yang sebenarnya nggak terlalu terlihat oleh orang lain. Penderitanya bisa merasa cemas berlebihan, bahkan menghindari interaksi sosial karena takut dikritik.
Gangguan ini sering terjadi tanpa disadari, terutama di era media sosial seperti sekarang. Standar kecantikan yang nggak realistis bikin banyak orang jadi insecure dengan tubuhnya sendiri.
Apalagi buat yang sering ke gym, body dysmorphia gym adalah fenomena yang cukup umum terjadi.
Ciri-Ciri Body Dysmorphia
Body dysmorphia nggak sekadar merasa kurang percaya diri, tapi sudah sampai tahap obsesi. Berikut beberapa cirinya:
- Fokus berlebihan pada satu bagian tubuh
- Sering bercermin atau malah menghindari cermin sama sekali
- Selalu membandingkan diri dengan orang lain
- Mencoba menutupi 'kekurangan' dengan pakaian atau makeup
- Menghabiskan banyak waktu untuk mencari 'solusi' seperti operasi plastik atau prosedur kosmetik
- Mengalami kecemasan atau depresi akibat perasaan negatif terhadap tubuh sendiri
Orang dengan BDD sering kali nggak sadar bahwa mereka punya masalah ini. Padahal, jika dibiarkan, body dysmorphia bisa berdampak serius pada kesehatan mental.
Body Dysmorphia di Dunia Gym
Buat yang rajin nge-gym, hati-hati sama body dysmorphia gym. Fenomena ini sering dialami oleh mereka yang terobsesi membentuk tubuh ideal. Seringkali, mereka nggak pernah puas dengan hasil latihan dan selalu merasa kurang berotot atau kurang kurus.
Beberapa tanda body dysmorphia gym yang perlu diwaspadai:
- Merasa tubuh masih kurang ideal meskipun sudah berlatih keras
- Berlatih secara berlebihan hingga mengorbankan kesehatan
- Konsumsi suplemen atau steroid tanpa pengawasan dokter
- Selalu merasa kurang percaya diri meski punya tubuh yang fit
- Sering bercermin dan membandingkan diri dengan orang lain di gym
Penyebab Body Dysmorphia
Body dysmorphia bisa dipicu oleh banyak faktor, seperti:
- Faktor Genetik – Jika ada riwayat gangguan kecemasan atau depresi dalam keluarga, risiko body dysmorphia bisa meningkat.
- Lingkungan Sosial – Standar kecantikan yang nggak realistis dari media sosial, iklan, atau influencer bisa memicu ketidakpuasan terhadap tubuh.
- Pengalaman Masa Lalu – Pernah di-bully atau menerima komentar negatif tentang penampilan bisa meninggalkan trauma yang berkepanjangan.
- Gangguan Mental Lainnya – Body dysmorphia sering kali berkaitan dengan gangguan lain seperti OCD atau depresi.
Dampak Negatif Body Dysmorphia
Gangguan ini bukan sekadar masalah sepele, tapi bisa berdampak besar pada kehidupan sehari-hari:
- Gangguan mental seperti kecemasan, depresi, atau bahkan pikiran untuk menyakiti diri sendiri
- Gangguan sosial karena menghindari interaksi dengan orang lain akibat rasa tidak percaya diri
- Dampak fisik karena penggunaan prosedur kecantikan atau suplemen berlebihan tanpa pengawasan
- Gangguan keuangan akibat sering membeli produk kecantikan atau membayar prosedur medis yang mahal
Cara Mengatasi Body Dysmorphia
Kalau kamu atau orang terdekat mengalami tanda-tanda body dysmorphia, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Sadari dan Akui Masalahnya – Langkah pertama adalah menyadari bahwa ini bukan sekadar masalah sepele.
- Batasi Paparan Media Sosial – Kurangi konsumsi konten yang memicu rasa insecure.
- Fokus pada Kesehatan, Bukan Penampilan – Alihkan fokus dari 'tubuh ideal' ke gaya hidup sehat.
- Berbicara dengan Orang Terpercaya – Jangan ragu untuk curhat ke keluarga atau teman.
- Konsultasi ke Profesional – Jika sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, konsultasi dengan psikolog atau psikiater adalah langkah terbaik.
Body dysmorphia adalah gangguan mental yang sering dianggap remeh, padahal dampaknya bisa serius. Gangguan ini semakin meningkat di era digital, terutama di kalangan yang aktif di gym atau terpengaruh standar kecantikan media sosial. Penting untuk mengenali gejalanya sejak dini dan mencari bantuan jika diperlukan.
FAQ
1. Apakah body dysmorphia umum terjadi di gym?
Ya, body dysmorphia cukup umum terjadi di lingkungan gym. Banyak orang yang terobsesi dengan bentuk tubuh mereka dan merasa belum cukup ideal meskipun sudah berlatih keras.
2. Apakah body dysmorphia benar-benar ada dalam dunia bodybuilding?
Ya, body dysmorphia sangat nyata di dunia bodybuilding. Banyak binaragawan mengalami muscle dysmorphia, yaitu kondisi di mana mereka selalu merasa kurang berotot atau tidak cukup besar, meskipun tubuh mereka sudah sangat atletis.
3. Apakah para gym bros mengalami body dysmorphia?
Sebagian besar gym bros atau mereka yang sering nge-gym berisiko mengalami body dysmorphia, terutama karena sering membandingkan diri dengan standar tubuh ideal yang ada di media sosial dan komunitas gym.
4. Apakah body dysmorphia umum terjadi pada atlet?
Ya, banyak atlet mengalami body dysmorphia, terutama di cabang olahraga yang menuntut bentuk tubuh tertentu seperti binaraga, senam, atau renang. Tekanan untuk memiliki tubuh yang sempurna dapat memicu ketidakpuasan terhadap penampilan mereka.