Kesadaran Deteksi Dini Kanker Serviks di Indonesia Tergolong Rendah

Kesadaran Deteksi Dini Kanker Serviks di Indonesia Tergolong Rendah
dr. Dwi Cahya Febrimulya, M.Ked.Klin., Sp.OG (Foto: dok. pribadi)

ZonaPublic.Com - Kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini kanker serviks di Indonesia, salah satunya di Jawa Timur, masih tergolong rendah, meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh tenaga kesehatan. 

dr. Dwi Cahya Febrimulya, M.Ked.Klin., Sp.OG, mengungkapkan, rendahnya kesadaran ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, antara lain kurangnya informasi dan pendidikan mengenai kanker serviks, stigma sosial, keterbatasan ekonomi, serta akses yang masih terbatas ke fasilitas kesehatan, terutama di wilayah pedesaan.

"Banyak masyarakat belum memahami pentingnya deteksi dini dengan metode skrining seperti Pap smear atau IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Padahal, deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan peluang kesembuhan," ujarnya lewat rilis yang diterima zonapublic.com, Rabu (30/4).

Selain itu, ia juga menyoroti keterbatasan fasilitas kesehatan, baik di kota besar maupun di pedesaan, sebagai hambatan utama dalam pelaksanaan skrining secara luas. 

“Tidak semua fasilitas kesehatan di daerah mampu menyediakan layanan skrining kanker serviks. Faktor biaya juga menjadi penghalang bagi sebagian masyarakat," katanya.

Tak hanya soal fasilitas dan biaya, faktor psikologis juga menjadi tantangan tersendiri. dr. Dwi Cahya menjelaskan bahwa beberapa perempuan merasa malu atau takut untuk memeriksakan diri, terlebih jika pemeriksaan tersebut berkaitan dengan organ reproduksi atau penyakit yang berkaitan dengan seksual. 

"Akibat dari berbagai kendala ini, banyak pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut, di mana pengobatan menjadi lebih sulit dan peluang kesembuhan menurun," ujarnya.

Sebagai upaya solusi, dr. Dwi Cahya mendorong peningkatan program edukasi kesehatan, memperluas akses layanan skrining hingga ke pelosok desa, serta mengedukasi masyarakat untuk menghilangkan stigma terkait pemeriksaan kesehatan reproduksi.

"Semakin dini kanker serviks terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh. Kami berharap dengan edukasi yang terus-menerus yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga Kesehatan serta dukungan dari berbagai pihak, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini, kesadaran ini bisa meningkat, sehingga penyakit kanker serviks ini bisa ditekan seminimal mungkin," katanya.

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang menyerang leher rahim dan menjadi penyebab kematian utama bagi perempuan di Indonesia. 

Deteksi dini melalui skrining rutin seperti Pap smear atau IVA sangat efektif dalam mencegah perkembangan penyakit ini ke stadium lanjut. Terkait dengan biaya skrining berkisar antara 300 sampai 500 ribu rupiah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index