ZonaPublic.com - Intermittent fasting artinya metode diet puasa dalam waktu tertentu yang bisa bantu kamu turunkan berat badan. Yuk, pahami jenis-jenisnya dan manfaat IF buat kesehatan.
Apa Itu Intermittent Fasting?
Bagi kamu yang pengen diet tapi nggak mau ribet ngatur makanan, Intermittent Fasting atau sering disebut IF bisa jadi pilihan kece buat dicoba! Intermittent fasting artinya mengatur pola makan dengan cara berpuasa dalam periode tertentu.
Bukan cuma soal “makan apa,” tapi lebih ke “kapan makan dan kapan nggak makan.” Jadi, IF ini lebih fleksibel dan nggak bikin kamu terlalu repot ngitung kalori tiap hari.
Metode ini telah diteliti oleh National Institute on Aging dan banyak dipopulerkan oleh para ahli kesehatan seperti Dr. Jason Fung.
Gaya puasa ini bukan hal baru, lho. Banyak orang, termasuk selebriti seperti Hugh Jackman, yang menjalani IF karena manfaatnya yang bisa bantu menurunkan berat badan dan bikin tubuh makin sehat.
Jenis-Jenis Intermittent Fasting yang Populer
Ada beberapa jenis Intermittent Fasting yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup kamu. Beberapa metode yang paling umum adalah:
1. 16/8
Metode ini paling banyak dipilih, karena terbilang mudah buat pemula. Di sini, kamu puasa selama 16 jam, dan punya 8 jam waktu makan.
Misalnya, kamu bisa mulai makan dari jam 12 siang sampai jam 8 malam. Setelah itu, kamu puasa lagi sampai keesokan harinya.
2. 24-Jam
Sesuai namanya, di metode ini kamu puasa selama 24 jam non-stop! Biasanya, orang yang udah terbiasa IF melakukan metode ini sekali atau dua kali seminggu.
Jadi, misalnya kamu mulai makan di jam 8 malam hari ini, kamu baru makan lagi jam 8 malam besok.
3. 5:2
Metode ini sedikit beda karena fokusnya ke pengurangan kalori. Dalam satu minggu, ada 2 hari di mana kamu hanya makan sedikit kalori (sekitar 500-600 kalori per hari), sementara di 5 hari sisanya kamu bisa makan normal.
Metode ini sempat disorot dalam penelitian di University of Southern California.
4. Eat-Stop-Eat
Mirip seperti metode 24-Jam, tapi di sini kamu berpuasa selama 24 jam sekali atau dua kali dalam seminggu. Metode ini cukup intens, jadi biasanya disarankan buat yang udah paham dan nyaman dengan pola IF.
Manfaat Intermittent Fasting buat Kesehatan
Intermittent fasting bukan sekadar cara buat menurunkan berat badan, tapi juga punya berbagai manfaat buat kesehatan tubuh secara menyeluruh. Yuk, simak manfaatnya berikut ini!
1. Mendukung Penurunan Berat Badan
Dengan puasa dalam waktu tertentu, tubuh kamu lebih mudah mengatur pembakaran lemak saat nggak ada asupan kalori masuk.
Jadi, selama puasa, tubuh kamu pakai cadangan energi dari lemak. Itu artinya, berat badan kamu bisa turun tanpa harus diet ketat tiap hari!
2. Menyehatkan Metabolisme
IF terbukti bisa meningkatkan kinerja metabolisme tubuh kamu. Puasa bikin tubuh lebih efisien dalam menggunakan energi dan ngontrol kadar gula darah.Ini juga bagus banget buat menjaga kesehatan organ-organ penting seperti hati dan ginjal.
3. Menjaga Kesehatan Jantung
IF bisa bantu nurunin tekanan darah, menstabilkan kolesterol, dan mengontrol kadar gula dalam darah. Semua faktor ini penting banget buat menjaga kesehatan jantung kamu di masa depan.
4. Memperlambat Proses Penuaan
Menurut penelitian di Harvard Medical School, puasa bisa memperlambat proses penuaan dan memperpanjang umur. Jadi, nggak cuma bikin kamu sehat, tapi IF juga bisa bikin kamu awet muda, lho!
5. Meningkatkan Konsentrasi dan Fokus
Banyak yang merasa kalau mereka jadi lebih fokus dan produktif saat menjalani IF. Karena nggak ada gangguan dari rasa lapar, kamu bisa lebih konsentrasi untuk kerja atau belajar.
Risiko dan Siapa yang Sebaiknya Menghindari Intermittent Fasting
Meskipun manfaatnya segudang, Intermittent Fasting nggak disarankan untuk semua orang. Ada beberapa kondisi yang bikin kamu perlu berhati-hati, atau bahkan menghindari IF, seperti:
1. Ibu hamil dan menyusui
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui lebih tinggi, jadi puasa dalam waktu tertentu bisa bikin nutrisi yang diperlukan tubuh nggak tercukupi.
2. Anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun
Remaja yang masih tumbuh butuh asupan nutrisi yang seimbang dan cukup. IF bisa menghambat proses tumbuh kembang, jadi nggak disarankan untuk anak-anak.
3. Orang dengan masalah gula darah atau diabetes
Kalau kamu punya masalah dengan kadar gula darah, sebaiknya konsultasi dulu sama dokter sebelum mulai IF. Pasalnya, puasa bisa bikin gula darah turun drastis dan bikin kamu lemas.
4. Orang dengan gangguan makan atau kecenderungan anoreksia/bulimia
Intermittent Fasting bisa memicu gangguan makan pada orang yang punya masalah ini. Jadi, lebih baik konsultasi dengan ahli gizi sebelum mencoba.
Cara Memulai Intermittent Fasting buat Pemula
Buat kamu yang baru mau mencoba Intermittent Fasting, ada beberapa tips yang bisa membantu kamu memulai tanpa terlalu “kaget”:
1. Mulai dari yang Ringan
Jangan langsung terjun ke metode 24-Jam atau Eat-Stop-Eat. Coba dulu metode 16/8 yang lebih ringan dan mudah buat dibiasakan.
2. Konsumsi Air yang Cukup
Saat puasa, pastikan kamu minum cukup air agar tubuh tetap terhidrasi. Dehidrasi bisa bikin kamu lemas dan sakit kepala, jadi selalu sediakan air putih, ya!
3. Jangan Lupa Asupan Nutrisi
Saat makan, pastikan kamu mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti protein, serat, dan lemak sehat. Hindari makanan berkalori tinggi tapi minim nutrisi, karena ini bisa bikin kamu lapar lebih cepat.
4. Perhatikan Sinyal Tubuh
Tubuh kamu punya cara buat “ngomong” sama kamu. Kalau kamu mulai merasa nggak nyaman atau terlalu lelah, coba atur ulang jadwal makan kamu. Jangan paksakan kalau badan belum siap.
Apakah Intermittent Fasting Cocok untuk Semua Orang?
Intermittent fasting artinya memang bisa membantu menurunkan berat badan, tapi ingat, nggak semua orang cocok dengan metode ini. Faktor gaya hidup, kesehatan, dan kebutuhan gizi kamu juga perlu dipertimbangkan.
Jangan sungkan buat diskusi dengan ahli gizi atau dokter, apalagi kalau kamu punya kondisi kesehatan khusus.
IF memang menarik dan bisa efektif buat banyak orang, tapi pada akhirnya, pilihan diet terbaik adalah yang sesuai sama kondisi dan kenyamanan kamu. Nggak ada diet yang sempurna buat semua orang, jadi pastikan kamu tetap nyaman dan bahagia dalam prosesnya!
FAQ
Bagaimana Cara Menjalankan Intermittent Fasting?
Untuk memulai intermittent fasting, pilih pola waktu yang sesuai dengan rutinitas. Beberapa metode populer adalah:
- 16/8
Berpuasa selama 16 jam dan makan dalam 8 jam. Misalnya, mulai makan dari jam 12 siang hingga 8 malam, lalu berpuasa hingga keesokan harinya.
- 24 jam (Eat-Stop-Eat)
Berpuasa penuh selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu.
- 5:2
Makan seperti biasa selama lima hari, lalu membatasi asupan kalori menjadi 500-600 kalori selama dua hari.
Penting untuk menjaga hidrasi dan tetap mengonsumsi makanan bernutrisi saat tidak berpuasa.
Intermittent Fasting Dimulai dari Jam Berapa?
Waktu memulai intermittent fasting tergantung pada jadwal makan yang dipilih. Sebagai contoh, jika memilih metode 16/8 dan mulai makan pukul 12 siang, maka waktu makan berlangsung hingga jam 8 malam.
Setelah itu puasa dimulai hingga jam 12 siang keesokan harinya. Pilih waktu yang bisa Anda jalankan dengan konsisten sesuai dengan aktivitas harian.
Diet Intermittent Fasting Boleh Makan Apa Saja?
Selama jam makan, pilih makanan sehat dan seimbang yang mendukung energi dan kesehatan tubuh, seperti:
- Protein sehat
Ayam, ikan, telur, kacang-kacangan
- Karbohidrat kompleks
Gandum, beras merah, quinoa
- Lemak sehat
Alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan
- Serat dan vitamin
Sayuran hijau, buah-buahan
Hindari makanan olahan tinggi gula dan lemak jenuh agar hasil intermittent fasting lebih efektif.
Apakah Intermittent Fasting Boleh Setiap Hari?
Intermittent fasting bisa dijalankan setiap hari jika tubuh merespons dengan baik. Banyak yang menjalankan metode 16/8 setiap hari, karena lebih mudah disesuaikan dengan rutinitas harian.
Namun, pastikan untuk mendengarkan tubuh. Jika mulai merasa lelah atau ada efek samping, kurangi intensitasnya, dan berkonsultasilah dengan ahli gizi atau profesional kesehatan.